Minggu, 30 Mei 2021

Perubahan Sosial

 

 

Konsep dan Pengertian Perubahan Sosial

 

Beberapa aspek yang menjadi sorotan dalam Kegiatan Belajar 1 adalah:

Pengertian konsep perubahan sosial seperti dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya William F. Ogburn, Selo Soemardjan, dan lain-lain. Dari berbagai pengertian tentang konsep perubahan sosial yang disebutkan oleh para ahli, selanjutnya diuraikan makna yang terkandung dalam hakikat perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan fenomena kehidupan yang dialami oleh setiap masyarakat di manapun dan kapan pun. Setiap masyarakat manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupannya, yang terjadi di tengah-tengah pergaulan (interaksi) antara sesama individu warga masyarakat, demikian pula antara masyarakat dengan lingkungan hidupnya. Apabila Anda membandingkan kehidupan Anda sekarang ini dengan beberapa tahun atau beberapa puluh tahun yang lalu, pastilah Anda merasakan adanya perubahan-perubahan itu. Baik dalam tata cara pergaulan antara sesama anggota masyarakat sehari-hari, dalam cara berpakaian, dalam kehidupan keluarga, dalam kegiatan ekonomi atau mata pencaharian, dalam kehidupan beragama, dan seterusnya. Semua yang Anda rasakan itu juga dirasakan oleh orang atau masyarakat lain. Yang berbeda adalah kecepatan atau laju terjadinya perubahan itu, demikian pula cakupan aspek kehidupan masyarakat (magnitude) perubahan yang dimaksud.

Sebagai contoh, perhatikan perkembangan kehidupan masyarakat tani di sekitar kita. Dari segi mata pencaharian, dahulu masyarakat kita sangat didominasi oleh kegiatan pertanian,dan pada umumnya bertempat tinggal di daerah pedesaan. Para petani mengolah lahan pertaniannya berupa sawah atau kebun dengan alat-alat yang masih sederhana seperti cangkul, atau bajak yang ditarik oleh hewan untuk mengolah dan menggemburkan tanah mereka, sehingga waktu yang diperlukan untuk kegiatan pertaniannya lebih lama.

Alat-alat pertanian modern seperti mesin traktor, alat penyemprot hama dan sebagainya belum dikenal, demikian pula dengan bibit unggul dan pupuk. Karena alat-alat maupun prosesnya masih sederhana maka tentu saja hasil produksi yang diperoleh sangat terbatas. Biasanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup keluarga pada petani itu sendiri, seperti untuk makan minum sehari-hari, keperluan acara-acara selamatan keluarga, maupun untuk perbaikan rumah tempat tinggalnya. Inilah yang disebut dengan sistem ekonomi subsistem, artinya kegiatan ekonomi tradisional yang dilakukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga sehari-hari. Kegiatan pertanian subsistem tersebut merupakan kegiatan keluarga. Semua anggota keluarga yang sudah cukup usia terlibat dalam kegiatan ekonomi keluarga dengan peranan yang diatur menurut jenis kelamin dan usia. Keterampilan-keterampilan untuk melakukan kegiatan pertanian sifatnya hanya turun-temurun, dan tidak perlu mengikuti pendidikan formal.

Oleh sebab itu pula mereka pada umumnya merasa tidak perlu mengejar pendidikan yang tinggi, sehingga pada umumnya masyarakat tani mempunyai tingkat pendidikan yang rata-rata rendah. Selain melakukan pertanian, berbagai kegiatan lainnya juga mereka lakukan untuk memenuhi keperluan-keperluan praktisnya sehari-hari, seperti perawatan kesehatan, perbaikan rumah, dan lain-lain. Inilah juga yang menyebabkan mereka pada umumnya mengetahui banyak keterampilan walaupun sifatnya sedikit-sedikit atau biasa juga disebut generalis. Karena keadaan sehari-hari masyarakat tani seperti itu, maka dalam masyarakat tidak terdapat pembagian kerja yang tegas. Para petani selain mampu bertani, juga umumnya mempunyai berbagai macam keterampilan, walaupun masih sederhana. Akibatnya produktivitas masyarakat juga secara umum rendah.

Kehidupan kemasyarakatan mereka sehari-hari diikat oleh budaya tradisional yang bersumber pada nilai-nilai emosional antara satu dengan yang lain. Hubungan sehari-hari mereka lebih banyak bersifat langsung tatap muka sehingga lebih akrab dan spontan. Oleh sebab itu, kontrol sosial di kalangan mereka juga berlangsung lebih spontan terutama dalam bentuk gosip atau rumor. Dalam beberapa aktivitas kemasyarakatan, termasuk dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang mungkin timbul di antara mereka, maka sistem kepemimpinan mereka diatur berdasarkan senioritas ataupun status keturunan mereka. Semua warga memahami sepenuhnya status dan peranan kemasyarakatan mereka, sehingga keharmonisan dalam kehidupan masyarakat juga praktis dapat terpelihara. Kondisi kehidupan sosial yang demikian ini berkembang lebih lanjut, dan mengalami perubahan-perubahan yang didorong oleh faktor-faktor dari dalam maupun dari luar. Kita dapat menyaksikan di sekitar kita bahwa para petani dewasa ini pada umumnya sudah sangat akrab dengan penggunaan alat-alat pertanian modern, seperti traktor, penyemprot hama, pupuk kimia, bibit unggul, organisasi petani, dan sebagainya. Produksi pertanian mereka telah meningkat berlipat ganda, tidak hanya mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, tetapi telah cukup untuk memenuhi kebutuhan pengembangan keluarga, seperti biaya pendidikan anak, perawatan kesehatan modern, dan pemenuhan kebutuhan sosial. Karena alat yang digunakan makin modern, maka proses kegiatan ekonomi pun makin efisien, misalnya waktu makin dapat dihemat. Anggota keluarga lain tidak lagi perlu semuanya terlibat dalam usaha tani keluarga. Ibu dan anak dalam rumah tangga sudah mempunyai kegiatan lain yang lebih banyak menyerap waktu, maka terjadilah spesialisasi-spesialisasi kegiatan yang dimulai dari lingkungan rumah tangga.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUPPLIER DAUN BAWANG KABUPATEN TUBAN +62 896-6559-9515

 WA : ANDI  +62 896-6559-9515  JUAL DAUN BAWANG / GODONG BRAMBANG KABUPATEN TUBAN